Sabtu, 01 Desember 2012

Lebaran yatim


Barang siapa yang ingin dilembutkan hatinya dan di penuhi hajatnya, maka usaplah kepala anak yatim, beri mereka makan dari makananmu, niscaya akan lembut hatimu dan terpenuhi segala keinginanmu..(al-Hadfits/muhktarul hadits no 15)

Masih dalam suasana Bulan Muharram , orang jawa  menyebutnya dengan bulan Suro, apapun itu namanya bulan ini adalah bulan yang dikenal di dalamnya ada sebuah istilah bagi anak Yatim, yakni “lebaran Yatim, tepatnya tanggal 10 Muharram, sebenarnya bukan hanya itu keistimewaan bulan Muharram tepatnya tanggal 10nya, karena pada tanggal itu beberapa nabiyallah dibebaskan dari bahaya dan tipu daya musuh Allah, hingga disunnahkan kita Shaum sebagi wujud rasa syukur kepada Allah.

Berkaitan dengan itu, hadits di atas yang dimulai dengan “harfu syartin (huruf syarat) di mana kalam setelahnya adalah syarat untuk dapat meraih sesuatu yang diterangkan dalam redaksi kalimat selanjutnya.
Bila kita ingin mempunyai hati yang lembut, welas asih, mudah tersentuh, ringan tangan dalam arti kata tidak berat hati mengulurkan tangan membantu orang lain, ringan langkah menuju orang yang membutuhkan bantuannya, tidak berat lidah untuk menyanggupi permintaan orang lain dan tidak keras hati untuk menepati janji, maka usaplah KEPALA  anak yatim. Makna mengusap kepala boleh jadi adalah makna hakiki (yang sebenarnya) tapi tidak mustahil adalah majazi/kiasan.

Kepala adalah bagian terpenting dalam tubuh di kepala ada otak yang mengatur segala gerak dan ucap, bahkan tanpa kepala jelas orang tidak akan hidup, saya lebih cenderung memahami makna majazinya, yakni dengan memberikan kelembutan dan perhatian intensif kepada mereka, memberikan jaminan kesejahteraan, perlindungan  baik secara perorangan (bila mampu), atau secara kolektif dengan bek,up sebuah lembaga atau institusi, karena mereka hidup bukan hanya dari belaian tapi dari terpenuhinya kelayakan hidup standar, dan mereka hidup bukan hanya hari itu (10 Muharram) tapi 24 jam dalam sehari, 7 hari dalam seminggu dua belas bulan dalam setahun. Mereka bukan hanya butuh sandang, pangan dan papan, namun juga butuh tempat mengadu, tempat curhat, tempat berbagi suka dan duka. Itulah sebabnya nabi SAW. Bersabda dalam sebuah haditsnya

“aku dan pengasuh anak yatim bertetangga di surga. (al-hadits)

Dengan hidup bersama mereka, setidaknya sering mendengar keluh kesahnya, lambat laun hati yang kesat, keras membatu akan menjadi lembut  dengan sendirinya.

Allah bukanlah Zat yang ingkar janji, segala upaya, baik tenaga, pemikiran maupun materi akan Allah ganti dengan gantian yang berlipat ganda, tapi bukan itu sebenarnya yang kita butuhkan dalam materi, tapi yang kita butuhkan adanya”Keberkahan dalam rizeki. Dengan keberkahan maka hati menjadi lapang, dengan kelapangan hati maka akan tumbuh sifat Qonaah, atau merasa cukup. Itulah sebenarnya yang dibutuhkan dalam hidup. Sebab melimpahnya harta bukan jaminan kita akan puas bila hati masih merasa kurang , maka sebenarnya kita masih miskin.

Wallahu a’lam bissawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sampaikan komentar anda di bawah ini